Minggu, 26 Agustus 2012

Alat Ukur Suhu

Secara kualitatif, kata suhu dapat kita artikan sebagai sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan alat ukur suhu yang dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alcohol, atau untuk mengukur suatu kelembaban data dapat menggunakan temperature tester yaitu temperature data loggers.



Suhu menunjukkan tingkat kelembaban dan keringnya suatu ruangan atau panasnya suatu benda. Semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut. Microlite atau alat uji pengukur suhu digunakan untuk mengukur dan melogger kondisi lingkungan seperti temperatur (suhu) dan biasanya di pakai untuk kepentingan pemantauan temperatur dan kelembaban ruang dalam suatu proses industri.
Alat pengukur suhu adalah termometer. Termometer diklasifikasikan menjadi :
Termometer bulb (air raksa atau alkohol) dengan ciri khasnya sebagai berikut:
a.Menggunakan gelembung besar (bulb) pada ujung bawah tempat menampung cairan, dan tabung sempit (lubang kapiler) untuk menekankan perubahan volume atau tempat pemuaian cairan.
b.Berdasar pada prinsip suatu cairan, volumenya berubah sesuai temperatur. Cairan yang diisikan terkadang alkohol yang berwarna tetapi juga bisa cairan metalik yang disebut merkuri, keduanya memuai bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan
c.Ada nomor disepanjang tube gelas yang menjadi tanda besaran temperatur
d.Termometer bulb tidak memerlukan alat bantu, relatif murah, tidak mudah terkontaminasi bahan kimia sehingga cocok untuk laboratorium kimia, konduktivitas panas rendah. Akan tetapi termometer bulb mudah pecah
e.Dalam penggunaannya, bulb harus dilindungi terhadap benturan dan menghindari pengukuran yang melebihi skala termometer.

Sumber kesalahan termometer bulb:
1.time constant effect, waktu yang diperlukan konduksi panas dari luar ke tengah batang kapiler
2.thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, akan banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya
3.cairan (alkohol, merkuri) yang terputus
4.kesalahan pembacaan
5.kesalahan pencelupan




Termometer spring Menggunakan sebuah coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif terhadap panas, pada ujung spring terdapat pointer. Bila udara panas, coil (logam) mengembang sehingga pointer bergerak naik, sedangkan bila udara dingin logam mengkerut dan pointer bergerak turun. Secara umum termometer ini paling rendah keakuratannya di banding termometer bulb dan digital.Penggunaan termometer spring harus selalu melindungi pipa kapiler dan ujung sensor (probe) terhadap benturan/gesekan. Selain itu, pemakaiannya tidak boleh melebihi suhu skala dan harus diletakkan di tempat yang tidak terpengaruh getaran.




Termometer elektronik
Ada dua jenis yang digunakan di industri, yakni thermocouple dan resistance thermometer. Biasanya, industri menggunakan nominal resistan 100 ohm pada 0 °C sehingga disebut sebagai sensor Pt-100. Pt adalah simbol untuk 174 platinum, sensivitas standar sensor 100 ohm adalah nominal 0.385 ohm/°C, RTDs dengan sensivitas 0.375 dan 0.392 ohm/°C juga tersedia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar